Apakah Usia Ideal Selalu Menandakan Kesiapan Menikah.
Udah melewati berapa lebaran nih kamu selalu di cecar dengan pertanyaan kapan dong kamu nikah? Ada beberapa hal yang mamantik keluarga dan teman mempertanyakan hal itu, pertama iseng, kedua care, ketiga kamu sudah rajin wara wiri dengan pacar, ke empat karena mereka sudah merasa kamu siap untuk menikah, last but not least pasti selalu tentang usia.
Penelitian tentang usia ideal pernikahan pun rajin sekali di kaji, ini mendakan bahasan ini menjadi consent. Hal ini sangat bisa di mengerti karena usia pernikahan turut menentukan bonus demografi serta angka perceraian dalam suatu negara.
Tentu dengan pertimbangan yang matang, presiden Jokowi tahun lalu sudah taken perubahan UU No 16 Tahun 2019 yang mengatur tentang pernikahan. Perubahan utamanya ada pada batas minimal usia pernikah wanita yang awalnya 17 tahun menjadi 19 tahun, sehingga sama dengan usia minimal pria. Inget ya, ini usia yang di perbolehkan, terus usia ideal menikah berapa? Masih di Indonesia, BKKBN menilai usia idel menikah perempuan ada pada minimal usia 21 tahun. Tapi, kalau lihat penelitian di negara maju, sensus AS tahun 2013 mencatat bahwa usia ideal menikah perempuan adalah 27 tahun dan pria pada usia 29 tahun.
Penelitian-penelitian diatas pasti telah di lakukan dengan prosedur yang cermat ya, dan harusnya bisa dijadikan sebagai salah satu referensi, karena dalam setiap terbitan penelitian pasti selalu ada conclusion yang bisa kita cermati, dan jika di rangkum kesimpulannya selalu mengenai kesiapan baik secara fisik dan psikis.
Sekarang move on dari data-data yuk, kembali lagi sama kegundahan kita tentang pertanyaan apakah usia ideal menandakan kita sudah siap menikah? Jawabannya harusnya iya, tapi realitas ternyata ada yang menunjukan tidak.
Dalam kacamata beberapa orang, usia hanya angka saja, sehingga tidak selalu menunjukan kesiapan untuk apapun. Jadi menikahlah karena memang sudah siap. Siap juga banyak banget definisinya, ada yang sudah siap materi lalu siap menikah, ada juga yang ingin siap secara mental dulu baru memutuskan menikah. Berbeda pilihan engga apa-apa ya girl, dan wajar karena we fight for the diffirent thing in our life, tapi satu hal yang perlu di garis bawahi adalah kamu siap menikah hanya ketika kamu udah siap secara lahir dan batin untuk hadapi the whole of married.
Kuncinya kenali dulu diri sendiri, coba tanya baik baik sama diri kamu, apa udah siap kalau di tempatkan pada situasi Alexandra kaya di film Twivortiare, atau udah kebal kah sama perdebatan rumah tangga kayak Charlie dan Nicole di film Marriage Story besutan Neftlix? Teori kepribadian dari Sigmun Freud bisa kita jadikan dasar dalam membreak down cara mengenali diri sendiri. Apakah id, ego dan superego sudah bisa berjalan selaras? Ataukah ego masih menguasi diri kita? Sayangnya, hanya kamu sendiri yang tahu jawabannya.
Karena kita ga pernah tahu kesiapan seseorang untuk menikah itu kapan, kayanya alangkah lebih baik kalau kita tidak menjadi bagian dari orang-orang yang skeptis ya sama usia ideal menikah seseorang. Tidak pernah ada yang salah dari pilihan orang lain, semua pasti ada alasannya, mungkin ga ada alasan kalau kamu memang ga pernah mau dengar, hehe. So, biarkan saudara dan teman kita mengenali dirinya sendiri, bukannya tak kenal maka tak sayang? Mereka perlu kenal dirinya agar meraka punya self-love. And finally, baru deh cincai untuk menyayangi pasangannya. (SL/A2/HSD)